Senin, 11 November 2013

Roket Masa Depan NASA Diuji di Terowongan Angin

Roket SLS NASA diuji di terowongan angin

Dalam membuat suatu model kendaraan seperti roket, ilmuwan tidak harus melakukan pengujian dengan menerbangkan roket sungguhan ke langit tapi cukup dengan mensimulasikan penerbangannya di dalam terowongan angin. Hal itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh angin terhadap model roket yang dibuat. Itulah yang dilakukan oleh NASA di NASA's Ames Research Center di Moffett Field, California dengan menguji desain roket masa depan mereka, SLS (Space Launch System).


Roket SLS sangatlah penting bagi NASA sebab roket itu adalah generasi penerus dari pesawat ulang alik yang mereka pensiunkan beberapa waktu lalu. Roket SLS diklaim memiliki kemampuan tinggi dengan biaya yang sangat murah dan hemat. Biaya yang hemat ini selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai misi-misi NASA yang lain. Kemampuan SLS dengan kapsul Orion sebagai modulnya, dinilai mampu untuk membawa astronot menuju asteroid dan planet Mars dan misi-misi jauh lainnya.

tes diterowongan angin akan membuat para insiyur NASA mengetahui bagaimana pengaruh angin terhadap roket, seberapa besar model tersebut memiliki aerodinamika yang baik, seberapa besar getaran yang diterima roket dan batas toleransi yang bisa diterima dan sebagainya. Sebab bila roket mengalami getaran hebat maka akan sangat membahayakan. "Tes aeroakustik akan diselesaikan di NASA's Ames Research Center untuk meneliti ketidakstabilan aerodinamika," ungkap John Blevins selaku pemimpin departemen Aerodinamika dan akustik di NASA's Marshall Space Flight Center, Alabama.

Setidaknya ada empat variasi model kargo dan misi berawak dicoba dalam terowongan angin termasuk dengan mensimulasikan roket membawa kargo seberat 77 ton. Getaran yang muncul dari uji coba akan dianalisa. "karena getaran sangat terlokalisasi, maka ia dapat mempengaruhi bagaimana hardware pada roket dapat bekerja, ucap Andy Herron analis aeroakustik NASA. "Tugas kami adalah merancang sesuatu seperti kotak avionik. Kita akan menentukan bagimana perangkat keras atau hardware ditempatkan pada kendaraan agar tetap berfungsi dengan baik," tambah Andy.

Tes yang dilakukan daam terowongan angin sangat ekstrem. Roket SLS diuji dengan angin berkecepatan hingga 850 meter per detik. Harapannya calon roket terbesar di dunia itu bisa terbang dengan baik pada 2021 nanti. (ST, Adi Saputro/ www.astronomi.us)




sumber : http://www.astronomi.us/2013/11/roket-masa-depan-nasa-diuji-di.html

Selasa, 29 Oktober 2013

Badan peneliti asal Jepang luncurkan meriam penembak asteroid







Merdeka.com - Para peneliti asal Jepang siap menembak sebuah asteroid untuk membuat satu kawah dan melakukan penelitian atas kandungan yang dimiliki asteroid tersebut.

Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) menjelaskan bahwa mereka berhasil menyempurnakan sebuah meriam besar dengan peluru besi yang nantinya akan dipergunakan untuk menembak sebuah asteroid.

Dikutip dari ABC (24/10), para peneliti tersebut menjelaskan bahwa proyek yang bernama Hayabusa 2 ini telah berhasil dikembangkan sesuai dengan perkiraan dan tepat pada waktunya.

"Pengembangan proyek Hayabusa-2 sesuai dengan yang direncanakan," jelas juru bicara JAXA.

Rencananya, meriam tersebut akan diangkut ke angkasa dengan menggunakan roket bernama H2A yang diluncurkan pertama kali di suatu daerah di selatan Jepang.

Proyek ini akan mengambil sample dari sebuah asteroid yang bernama 1999JU3 yang diperkirakan akan memiliki jalur lintasan di dekat bumi sekitar tahun 2018 mendatang.

Ketika asteroid tersebut mendekati bumi, Hayabusa-2 akan langsung mendarat di permukaan batu angkasa itu dan menembakkan peluru untuk membuat suatu kawah.

Dari hasil tembakan tersebut, dipastikan akan muncul pecahan kecil dan debu. Sampel berupa pecahan dari asteroid dan debu itulah yang akan dibawa oleh Hayabusa-2 ke bumi.

Dari sampel tersebut, diharapkan nantinya akan ditemukan berbagai hal seperti asal muasal asteroid itu sampai dengan kandungan air karena 1999JU3 diperkirakan berbeda dengan asteroid lain dan memiliki kandungan air.

Hayabusa-2 akan diluncurkan pada tahun 2014 mendatang dan diperkirakan akan kembali ke bumi dengan membawa sampel dari 1999JU3 ini pada tahun 2020.
[das]

sumber :
http://www.merdeka.com/teknologi/badan-peneliti-asal-jepang-luncurkan-meriam-penembak-asteroid.html

Comeback!!!

Dah lama buangeet gak ngepost..