Selasa, 11 Desember 2012

Teori Pembentukan Alam Semesta bag.2



Nah, aku bahs lagi ini, karena postku yang kemarin banyak banget dan akunya juga gak mudeng.


ALAM SEMESTA
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang-waktu dimana semua energi dan materi berkumpul. Massa dan energi yang berada di alam semesta terdiri atas 73% energi gelap, 23% materi gelap dingin dan 4% atom. Alam semesta mungkin mempunyai 1011 galaksi dimana tiap-tiap galaksi mempunyai 1011 bintang yang tersebar dengan masing-masing bintang memiliki 1057 atom hidrogen. Ilmu yang mempelajari tentang alam semesta disebut kosmologi. Para ilmuwan sejak lama mengajukan gagasan bahwa alam semsta adalah statis, tidak memiliki awal dan akhir sehingga tak ada penciptaan atau sang Pencipta. Lalu pada tahun 1927, muncul teori penciptaan alam semsta yang lain yaitu big bang. Teori ini mempunyai saingan yaitu teori keadaan stabil,teori bahwa alam semesta itu statis.
  1. SEJARAH TEORI KEADAAN-TETAP (STEADY STATE THEORY)

    Tahun 1948, teori kedaan-tetap atau teori alam semesta tak terhingga dicetuskan oleh Fred Hoyle, Thomas Gold dan Hermann Bondi sebagai alternatif dari teori ledakan besar (Big Bang theory). Teori ini tidak lebih dari perpanjangan paham materialistis abad ke 19 yang mengabaikan adanya sang Pencipta dan model semesta yang tanpa batas. Menurut model ini, ketika alam semesta mengembang, materi baru terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam semesta berada dalam “keadaan-stabil”. Galaksi baru yang terciptakan dari materi baru ini akan membuat jagat raya tampak sama sepanjang masa. Untuk mempertahankan kerapatan jagat raya konstan, laju penciptaan materi cukup kecil yakni satu atom hidrogen per sentimeter kubik setiap 1 milyar tahun. Dengan kata lain, alam semesta menurut teori ini adalah statis/tetap, tidak permulaan atau akhir. Walaupun mereka mengakui bahwa alam semesta berekspansi, namun mereka menyatakan bahwa alam semesta akan tetap sama kelihatannya sampai kapanpun. Teori ini segera runtuh dan tidak banyak penggemarnya ketika ditemukan radiasi latar belakang kosmik.

  2. SEJARAH TEORI LEDAKAN BESAR (BIG BANG THEORY)

    Tahun 1922, fisikawan Rusia, Alexandre Friedmann menghasilkan perhitungan yang menyatakan struktur alam semesta tidak statis dan impuls kecil mungkin cukup membuat alam semesta mengerut atau mengembang sesuai Teori Relativitas Einstein. Berdasarkan perhitungan Friedman tahun 1927, Pastur Katholik Belgia, Georges Lemaitre menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan mengalami pengembangan. Ia mengusulkan bahwa alam semesta dimulai dengan atom primitif. Tahun 1929, Edwin Hubble menemukan bahwa ada galaksi lainnya selain galaksi Bimasakti (Milky Way) dan bahwa semua galaksi itu mengalami pergeseran merah. Pergeseran merah dimaksudkan bahwa cahaya bintang-bintang dan galaksi mendekati spektrum merah, dengan kata lain, mereka menjauhi pengamat dan bahkan saling menjauhi satu sama lain. Jika galaksi-galaksi yang sekarang saling menjauh satu sama lain, maka dulunya mereka berdekatan dan berkumpul pada suatu titik massa yang mampat, disebut dengan “volume nol” atau “singularitas” yang akhirnya meledak dan mengembang. Ledakan ini disebut Ledakan Besar.

  3. Teori Jagat Raya Jamak (The Multiverse Theory)

    Menurut teori ini, jagat raya (universe) yang kita tempati mungkin hanyalah satu dari sekian banyak jagat raya (universes) berjumlah tak hingga yang membentuk sebuah "jagat raya jamak" yang jauh lebih besar lagi yang dinamakan "multiverse" (=kumpulan dari banyak "universe", multi=banyak/jamak, uni=satu/tunggal). Dalam pandangan kalangan materialis, sangatlah biasa jika ada satu atau beberapa dari jagat raya berjumlah banyak tersebut yang cocok bagi kehidupan. Berasal dari rekaan Prof. Davies.

  4. Teori Alam Semesta Yang Berayun (The Universe That Wobble Theory)

    Tampaknya Teori Alam Semesta yang Berayun merupakan kelajutan dari teori Dentuman Besar. Para ahli menemukan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh itu menunjukkan tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan suatu spekulasi bahwa alam semesta ini melengkung positif. Apabila benar demikian maka berarti alam semesta ini tak bertepi tetapi tidak tanpa batas. Sehingga, pada suatu waktu semua materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya (tarik) gravitasi. Semua materi akan termampat lagi menjadi sebuah bola raksasa dan selanjutnya akan meledak lagi. Terbentuklah alam semsta seperti yang kita alami saat ini. Selama proses mengembang dan mengkerut, memampat dan meledak tiada materi yang rusak atau tercipta, melainkan hanya beubah tatanannya.

  5. Teori jagad raya mengembang.
    Menurut hasil penelitian dan pengamatan Hubble, ditemukan bahwa galaksi2 bergerak saling menjauhi. Hal ini berarti jagad raya mengembang menjadi lebih luas.





  1. sumber : http://belajargeodenganhendri.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar